Education

Kenali 3 Jenis Hasil Belajar Siswa dan Cara Menyusunnya

Penilaian hasil belajar siswa ada tiga jenis

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar selama periode tertentu. Hasil belajar ini biasanya dinilai oleh guru dan diberikan di akhir pelajaran atau semester. 

Hasil belajar juga umumnya selalu diberikan dalam bentuk angka. Semakin besar angka yang diperoleh siswa, maka hasil belajarnya dapat dikatakan berhasil. 

Padahal, penilaian hasil belajar tidak selalu dalam bentuk angka. Bahkan, menurut Benjamin Bloom, hasil belajar sendiri mencakup beberapa jenis. Apa saja itu? Ini dia ulasan selengkapnya. 

Jenis-jenis hasil belajar

Jenis-jenis hasil belajar siswa

Setiap pembelajaran pasti ada penilaiannya. Penilaian pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa.

Penilaian hasil belajar ini biasanya dilakukan melalui serangkaian tes tertulis maupun non tertulis. Sayangnya, sering kali angka dari penilaian hasil belajar ini dijadikan satu-satunya cara menilai apakah siswa sudah menguasai pembelajaran atau belum. Padahal, hasil belajar atau tingkat kemampuan yang dapat dikuasai oleh siswa mencakup beberapa jenis-jenis. 

Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat bersama rekan kerjanya berpendapat bahwa hasil pembelajaran yang dikuasai oleh siswa mencakup tiga jenis yang berbeda, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut penjelasan lebih lengkap dari jenis-jenis hasil belajar tersebut. 

1. Kognitif

Kognitif adalah jenis hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa. Hasil belajar kognitif ini selanjutnya dibagi lagi ke dalam enam tingkatan, mulai dari yang paling rendah hingga paling tinggi, yaitu:

  • Knowledge (pengetahuan), yaitu hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengingat informasi yang sudah dipelajarinya. 
  • Comprehension (pemahaman), yaitu hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami dan menafsirkan informasi. Pemahaman ini dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, pemahaman ekstrapolasi.
  • Application (Penerapan), yaitu kemampuan bagaimana siswa menerapkan hasil pembelajarannya pada situasi tertentu. 
  • Analysis (Analisis), yaitu kemampuan siswa dalam menguraikan suatu keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil serta mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
  • Synthesis (Sintesis), yaitu kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari kemampuan analisis di mana siswa mampu membentuk pola berpikir yang baru.
  • Evaluation (Evaluasi/Penilaian), yaitu kemampuan siswa dalam membuat pertimbangan terhadap situasi tertentu, nilai, atau ide yang mencakup kemampuannya dalam membentuk suatu pendapat mengenai suatu hal dan mampu mempertanggungjawabkan pendapatnya tersebut. 

2. Afektif

Afektif adalah jenis hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan emosional siswa, seperti perasaan, minat, sikap dan kepatuhan terhadap moral. Jenis hasil belajar yang satu ini juga dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yaitu:

  • Receiving (sikap menerima), yaitu kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengembangkan suatu kesadaran akan suatu hal.
  • Responding (memberikan respons), yaitu kemampuan siswa dalam menunjukkan minat aktif pada sesuatu.
  • Valuing (nilai), yaitu kemampuan siswa dalam memberikan penilaian terhadap suatu kejadian, apakah itu termasuk hal yang baik atau buruk. Selain menilai, siswa juga akan berusaha untuk menjauhi sisi buruk dari kejadian tersebut, tapi menerapkan sisi yang baiknya. 
  • Organization (mengatur), yaitu siswa dapat mengobinasikan dua nilai yang berbeda sehingga membentuk satu nilai baru yang bersifat universal dan terciptanya perbaikan nilai secara umum. 
  • Characterization (karakteristik), yaitu siswa sudah mampu memadukan semua nilai. Hal ini bisa dilihat dari kepribadian dan tingkah lakunya. Tingkatan ini merupakan tingkat tertinggi dalam jenis hasil belajar afektif. 

3. Psikomotorik

Jenis hasil belajar ini berhubungan dengan pengembangan kemampuan dalam hal gerak seperti otot. Hasil belajar ini dibagi menjadi enam tingkat keterampilan, yaitu:

  • Keterampilan gerak dasar
  • Gerak refleks
  • Kemampuan perseptual
  • Kemampuan di bidang fisik
  • Gerakan-gerakan terampil
  • Keterampilan kompleks, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif

Contoh hasil belajar

Berikut ini beberapa contoh hasil belajar siswa pada beberapa mata pelajaran. 

  • Mengidentifikasi, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam mata pelajaran Kimia. 
  • Membangun model probabilitas yang berfungsi untuk mengukur risiko dari sistem asuransi, dan menggunakan data serta teknologi untuk menarik kesimpulan statistik yang sesuai.
  • Menggunakan vektor dasar, desain 3D, video, dan teknologi web dalam menciptakan karya seni dalam mata pelajaran Seni. 
  • Menerapkan perhitungan untung-rugi dalam kegiatan jual-beli barang yang telah dipelajari dalam mata pelajaran Matematika.
  • Mengidentifikasi karakteristik dari struktur tubuh manusia dan menjelaskan fungsi struktur tersebut seperti yang telah dipelajari dalam mata pelajaran Biologi. 
  • Mampu membaca alat ukur, seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup dalam mata pelajaran Fisika. 
  • Memahami fungsi dan cara membaca peta topografi dalam mata pelajaran Geografi. 

Cara menyusun hasil belajar

Cara menyusun penilaian hasil belajar

Cara menyusun hasil belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan non-tes. Berikut penjelasan lebih detailnya. 

1.  Teknik tes

Teknik tes adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh siswa. Teknik tes ini dilakukan dengan pemberian tugas dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab atau perintah yang harus dikerjakan peserta didik sehingga diperolehlah nilai yang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik. 

Tes sendiri dibagi menjadi dua golongan berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur dan psikologi. Tes sebagai alat ukur dibedakan menjadi enam golongan, yaitu:

  • Tes seleksi
  • Tes awal (pretest)
  • Tes akhir (post test)
  • Tes diagnostik
  • Tes formatif
  • Tes sumatif

Sementara tes berdasarkan aspek psikis, dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:

  • Tes intelegensi (intelligency test)
  • Tes kemampuan (aptitude test)
  • Tes sikap (attitude test)
  • Tes kepribadian (personality test)
  • Tes hasil belajar (achievement test)

2. Teknik non-tes

Teknik non-tes adalah teknik evaluasi yang berfokus pada penilaian atau pengukuran kemampuan siswa tanpa “menguji peserta didik”. Teknik ini biasanya dilakukan pada pendidikan anak usia dini dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, angket atau kuesioner, dokumentasi, dan sosiometri.

Cara penilaian hasil belajar siswa

Berdasarkan ulasan di atas, penyusunan hasil belajar siswa dibedakan menjadi teknik tes dan non-tes. Untuk teknik tes ini, Bapak dan Ibu guru tidak perlu kesulitan lagi untuk mengukur perkembangan dan kinerja siswa dalam belajar karena Bapak dan Ibu guru bisa menggunakan KOCO Quiz. 

KOCO Quiz adalah salah satu fitur yang disediakan oleh KOCO Schools untuk menilai hasil belajar siswa secara otomatis dalam 1 menit, tanpa biaya alias gratis.

Dengan fitur KOCO Quiz ini, Bapak dan Ibu guru bisa mengirim soal kapan pun dan dalam bentuk format apa pun kepada siswa. Selain itu, tingkat kesulitan soalnya pun bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa. 

Ada sekitar 100.000 lebih koleksi kuis yang disediakan oleh KOCO Quiz dari berbagai mata pelajaran. Mulai dari Matematika, IPA, IPS, Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, Bahasa Inggris, hingga Sejarah. 

Tak sampai disitu saja, fitur KOCO Quiz ini juga dapat menampilkan hasil dari kuis  yang diikuti oleh siswa. Nantinya, hasil ini dapat Bapak dan Ibu guru gunakan untuk menganalisis kemampuan siswa serta menjadi bahan koreksi pembelajaran. 

Menarik, bukan? Yuk, kirim soal kuis gratis kapan pun dan dimana pun sekarang juga!