Bahas Tuntas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Guru Wajib Tahu!
Bapak dan Ibu guru, sudah tahu kan sejak tahun 2020, Kemendikbudristek menetapkan sistem evaluasi pendidikan terbaru? Sistem evaluasi yang disebut sebagai Asesmen Nasional ini dicetus sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Asesmen Nasional terdiri dari tiga (3) komponen: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Ketiga komponen ini saling mengambil peran dalam tujuan mendorong mutu dan hasil belajar murid di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tuntas mengenai salah satu komponen tersebut, yaitu AKM! Yuk, merapat dan simak ulasannya di bawah ini.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Apa sih AKM itu? Sebagai bagian dari Asesmen Nasional, AKM merupakan model penilaian kompetensi siswa yang dirancang sangat mendasar bagi semua murid untuk dapat mengembangkan diri, serta memberikan kontribusi positif pada masyarakat.
Tujuan AKM diberlakukan adalah sebagai pengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) yang dihapus karena pandemi COVID-19. Namun tak hanya itu, AKM juga dirancang sebagai penanda perubahan paradigma mengenai evaluasi pendidikan.
Pertanyaan yang banyak beredar, apakah AKM akan sepenuhnya menggantikan UN?
AKM tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi individu peserta didik. Tetapi, menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.
AKM juga dilaksanakan berbasis komputer dan bersifat adaptif melalui metode Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). Artinya, pertanyaan yang diberikan bergantung pada kemampuan murid, dimana tingkat kompleksitasnya akan meningkat secara bertahap.
Saat ini di tahun 2022, AKM masih akan diujicobakan ke beberapa jenjang kelas saja, yaitu siswa yang duduk di kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.
Apa Perbedaan Ujian Nasional (UN) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ?
Terdapat sembilan (9) perbedaan antara Ujian Nasional (UN) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) seperti yang terlampir dalam laman situs Pusmenjar Kemdikbud. Apa saja perbedaan tersebut?
Perbedaan | UN | AKM |
Jenjang Penilaian | SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C, dan SMK Sederajat | SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C dan SMK Sederajat |
Level Murid | Tingkat Akhir | 5 SD, 8 SMP, 11 SMA |
Subjek Murid | Sensus seluruh murid | Sensus sekolah dengan sampel murid |
Tingkat Jenis Tes | Highstake (penentu kelulusan) | Lowstake (bukan penentu kelulusan) |
Model Soal | Pilihan Ganda dan Isian Singkat (Matematika SMA/SMK) | Pilihan Ganda, Pilihan Ganda Kompleks, Isian Singkat, dan Uraian |
Periode Tes per Murid | 4 hari | 2 hari |
Moda Pelaksanaan | Semi online | Full Online Supervised (utama), Semi online dan Offline (sekolah tertentu) |
Metode Penilaian | Computer Based Test (CBT) | Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT) |
Spesifikasi Minimal Infra Sekolah | Server lokal sekolah, komputer client dan Bandwidth 1 Mbps | Server lokal sekolah tidak perlu, komputer client memori 2GB, Resolusi 1360 x 768, dan Windows 7 ke atas, BW 20 Mbps untuk 50 peserta. |
Apa yang Diukur dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ?
Ada dua (2) hal yang diukur dalam AKM, yuk lihat apa saja ukuran tersebut.
1. Literasi Membaca
Mengukur kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksi berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu.
2. Literasi Matematika/Numerasi
Meliputi konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk siswa sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan masyarakat global.
Komponen asesmen literasi membaca dan literasi matematika dapat dibagi berdasarkan tiga hal yaitu konten, proses kognitif, dan konteks.
Komponen | Literasi Membaca | Literasi Numerasi |
Konten | Teks Informasi Teks Fiksi | Bilangan Geometri dan Pengukuran Data dan Ketidakpastian Aljabar |
Proses Kognitif | Menemukan Informasi Interpretasi dan Integrasi Evaluasi dan Refleksi | Pemahaman Konsep Penerapan Konsep (menyelesaikan masalah rutin) Penalaran untuk (menyelesaikan masalah nonrutin) |
Konteks | Personal Sosial Budaya Saintifik | Personal Sosial Budaya Saintifik |
Nah, itu dia seputar tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang Bapak dan Ibu guru wajib tahu. Apakah Bapak dan Ibu guru mau mendapat update terbaru mengenai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)? Yuk tonton ulang Kelas Eskalasi KOCO Seri Guru Merdeka melalui platform KOCO Schools. Untuk mengakses video ini, Bapak dan Ibu cukup melakukan sign up di KOCO Schools
