Karakter Siswa Gen Z & Gen Alpha. 5 Tips Akurat Untuk Guru!

Tingginya tingkat perkembangan teknologi telah menjadikan revolusi pendidikan menjadi solusi dalam beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung. Hal ini ternyata memberikan dampak terhadap karakter siswa saat belajar.
Saat ini, guru kini mulai mengalami transisi mengajar dari Generasi Z (lahir antara tahun 1996-2010) ke Generasi Alpha (lahir antara tahun 2010-sekarang). Namun, pastinya hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam mengajar siswa yang memiliki karakteristik yang juga berbeda
Sudahkah Bapak/Ibu guru tahu cara mendidik yang tepat terhadap dua generasi ini? Yuk, cari tahu lebih lanjut karakteristik belajar Siswa Gen Z dan Gen Alpha!
Karakteristik Siswa Generasi Z (Lahir antara tahun 1996-2010)
Generasi ini lahir di tengah perkembangan teknologi dan internet yang cukup pesat. Hal membuat gen Z memiliki kemampuan yang tinggi dalam menguasai dan menggunakan teknologi, internet, dan media sosial. Selain itu, Gen Z memiliki karakter yang mandiri, kreatif, ambisius.
Selanjutnya, siswa yang lahir sebagai Gen Z cenderung menikmati menggunakan teknologi dalam belajar dan menyukai praktik dalam belajar dan pengajaran dua arah, yaitu interaksi antara guru dan siswa.
Karakteristik Siswa Generasi Alpha (Lahir antara tahun 2010-sekarang)
Generasi Alpha termasuk generasi yang transformatif yang telah menganggap teknologi tak hanya fasilitas pendukung. Namun, teknologi merupakan bagian dari aktivitas keseharian bagi Gen Alpha. Selanjutnya, generasi ini memiliki kreativitas yang tinggi dan menyukai hal yang unik.
Hal ini menunjukkan bahwa Generasi Alpha juga menyukai pembelajaran terintegrasi dan memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi. Dengan ini, Guru berperan khusus dalam membimbing siswa dan memberikan arahan untuk informasi yang didapatkan siswa melalui internet.
Pedoman Untuk Guru:
- Rancang Kelas dengan fasilitas teknologi dan jaringan internet – Guru berperan sebagai pendamping siswa selama proses belajar agar penggunaan teknologi dalam belajar dapat maksimal.
- Gunakan Learning Management System (LMS) Terintegrasi – LMS bisa mendukung proses mengajar lebih maksimal dari tahap persiapan, pengajaran, dan evaluasi. Dengan memanfaatkan penerapan Kompetensi Pedagogik, pembelajaran menggunakan LMS bisa dibuat inovatif. Dimulai dari tahap persiapan, cara mengajar, pembuatan soal, penugasan, kerja kelompok, dan evaluasi pembelajaran. Media yang bisa digunakan seperti: KOCO Schools
- Gunakan media mengajar interaktif – Gunakan media mengajar interaktif. Guru bisa membuat quiz berbasis gamifikasi untuk mendorong keterlibatan siswa dalam belajar. Media yang bisa digunakan seperti: Kahoot
- Adaptasi dengan kebiasaan siswa di media sosial. Gunakan momen ini untuk membuat siswa menikmati pembelajaran sambil bersantai di sosial media. Tak hanya itu, siswa pun bisa didorong untuk menggunakan sosial media untuk membagikan ilmu/informasi seputar materi belajar di akun instagram masing-masing.
- Gunakan video interaktif dari berbagai situs pendidikan di Google maupun youtube. Buat diskusi studi kasus di keseharian yang berhubungan materi video agar siswa lebih tertarik dan tertantang dalam berdiskusi
Untuk saat ini, guru dituntut untuk menjadi kreatif dan memahami pola berpikir siswa untuk menentukan metode belajar yang tepat. Untuk itu, kompetensi pedagogik bisa menjadi salah satu faktor pendorong terhadap keberhasilan hasil pembelajaran siswa
Hal ini merupakan tantangan yang guru harus hadapi agar pelaksanaan dan hasil pembelajaran dapat sesuai dengan yang diharapkan. Tak hanya itu, peran guru yang berhasil akan memberikan dampak pendidikan terhadap sebuah generasi untuk masa depan.