Kompetensi Pedagogik: Definisi, Aspek, Metode & Strategi Bagi Guru
Pembelajaran yang memerdekakan saat ini adalah pembelajaran yang memindahkan titik fokus pembelajaran ke kutub siswa. Siswa bukan lagi dianggap sebagai objek, melainkan pembelajar yang punya kemampuan untuk mengeksplor banyak hal. Keterlibatan teknologi dalam proses pembelajaran pun ikut mengubah strategi serta hubungan antara peserta didik dan gurunya. Pembelajaran hari ini fokus kepada pengembangan potensi siswa, dan guru berperan sebagai mentor atau tutor yang memberikan panduan. Nah di abad 21 ini, bagaimana sebenarnya kompetensi pedagogik berperan dan apa saja yang berubah?

Definisi Pedagogik
Pedagogik adalah usaha yang dilakukan pendidik untuk memahami dan mengayomi kebutuhan siswa dalam menemukan, mengolah dan memilih potensi yang relevan dengan diri mereka sendiri melalui pembelajaran yang kritis, kreatif dan inovatif.
Pedagogik yang kita lihat pada hari ini tentunya tak sama dengan pedagogik pada tahun sebelumnya. Teknologi ikut berperan besar mengubah pola kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru perlu beradaptasi dengan laju kecepatan teknologi agar tak tertinggal.
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru dikenal dengan ilmu pedagogi siber (cyber pedagogy), dimana teknologi atau platform berperan besar dalam me-reposisi peran guru dan guru wajib menguasai digital agar mampu mendesain pembelajaran interaktif.
Aspek Pedagogik
Dalam pembelajaran pedagogik, desain pembelajaran harus dibuat inovatif, dimulai dari cara mengajar, pembuatan soal, penugasan serta kerja kelompok.
Sebagai contoh, dalam proses pembuatan soal, jenis soal tidak lagi hanya dibuat satu tahapan namun siswa diajak untuk berpikir kritis dan berproses dalam menjawab. Sehingga, untuk menjawab satu pertanyaan, siswa akan membuat beberapa tahapan seperti mengumpulkan data, membaca, bertanya pendapat orang lain, dan menarik kesimpulan terhadap kecocokan data.
1. Paham Karakter Peserta Didik
Pembelajaran pedagogik mengajak guru untuk memahami potensi siswanya. Sehingga karakter siswa merupakan poin terpenting yang harus dipelajari. Guru dapat mempersiapkan asesmen untuk mempelajari karakter peserta didiknya. Cari tahu karakter Gen Z dan Alpha.
2. Mengembangkan Kurikulum
Pengembangan kurikulum harus berdasarkan kebutuhan peserta didik dan juga output yang ingin dicapai. Pada abad 21, output pembelajaran harus mampu menghubungkan ilmu di dunia nyata dan juga menguasai teknologi informasi komunikasi.
3. Kolaboratif
Siswa aktif mengeksplorasi dan guru aktif membimbing dan memberikan panduan. Hubungan ini harus bersifat kolaboratif dan terjalin komunikasi dua arah. Bentuk interaksi ini akan menciptakan lingkungan yang dinamis dan kritis.
Metode & Karakter Pembelajaran Pedagogik
Terdapat 5 pendekatan pedagogik dalam mengajar, pendekatan ini dapat dikombinasikan ataupun berdiri sendiri.
- Konstruktif: Peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Mereka mempelajari dan memahami setiap topik secara mendalam, bukan hanya mencerna materi.
- Kolaboratif: Peserta didik bekerja sama dalam mempelajari materi lewat kelompok kecil yang saling membantu belajar dan berkontribusi.
- Berbasis Masalah: Pendekatan ini berbasis masalah. Siswa diberikan masalah yang terjadi di dunia nyata diminta untuk menyelesaikan. Dengan begitu, mereka akan mempelajari konsep dan materi lebih lanjut serta mengajukan berbagai pertanyaan.
- Integratif: Pendekatan integratif melibatkan berbagai disiplin ilmu. Guru menyampaikan harapan serta ekspektasinya dalam pembelajaran tersebut. Metode ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memberikan pemahaman bahwa pembelajaran dapat digunakan diluar kelas.
- Reflektif: Guru wajib aktif melakukan refleksi terhadap pembelajaran, proyek, dan penilaian untuk dievaluasi kedepannya.
Baca juga: Refleksi Pembelajaran: Tujuan, Manfaat, dan Cara Penerapannya untuk Guru
Penerapan Kompetensi Pedagogik Pada K-13
Pada pelaksanaan kurikulum 2013, ada tiga aspek penerapan pedagogik yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
1. Dalam perencanaan pembelajaran, terdapat tiga indikator yang dapat diterapkan.
- Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan guru harus baik
- Guru mengembangkan silabus berdasarkan kemampuan peserta didik
- Perancangan pembelajaran dibuat sesuai format yang ditetapkan
2. Dalam penyampaian, terdapat tiga indikator yang dapat diterapkan.
- Memahami karakter peserta didik
- Optimalisasi pembelajaran yang mendidik dan dialogis
- Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran
3. Dalam aspek evaluasi, terdapat dua indikator yang dapat diterapkan
- Pengaktualisasian potensi yang dimiliki murid
- Penerapan lintas disiplin dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Pedagogik Yang Wajib Dimiliki Guru
Pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana kita sebagai guru dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan mereka secara bersamaan?
1. Kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreativitas
- Bagaimana kita dapat meningkatkan kemampuan mengajar yang melibatkan peserta didik dengan tujuan, kelebihan dan motivasi yang berbeda di dalam satu kelas?
- Apa yang terjadi jika kita melakukan banyak eksperimen dalam proses mengajar, apakah mereka akan terbuka dengan perubahan dan lingkungan yang dinamis?
- Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan guru lainnya?
2. Literasi Informasi, Media serta Teknologi Informasi dan Komunikasi
- Apakah kita mampu menggali lebih dalam informasi yang ditemukan dari sumber yang tidak kredibel?
- Apakah kita terbuka dengan pendapat orang lain yang berbeda dengan pandangan kita?
- Bisakah kita memanfaatkan media dan platform yang tersedia untuk memaksimalkan produktivitas kita?
- Apakah kita sudah mempersiapkan peserta didik untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan memanfaatkannya untuk keuntungan mereka di masa depan?
- Sudahkah kita mengajak peserta didik memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran atau kita masih nyaman dengan pembelajaran konvensional?
3. Fleksibilitas, Kepemimpinan, Inisiatif, Produktifitas dan Kemampuan Bersosial&nb
- Apakah kita terbuka dengan perubahan seperti hybrid learning?
- Apakah kita proaktif membuat keputusan sendiri atau menunggu diberikan panduan?
- Di zaman informasi yang penuh distraksi ini, sulitkah untuk kita tetap fokus mengerjakan apa yang kita punya?
- Dapatkah kita berkolaborasi dengan yang lain menciptakan sesuatu?
4. Konektivitas, Kecerdasan Emosional dan Tanggung Jawab
- Apakah kita memanfaatkan era teknologi untuk terhubung dengan lebih banyak guru?
- Mampukah kita meluangkan waktu untuk mengenal dan terhubung dengan pelajar kita sehingga kita benar-benar dapat memenuhi kebutuhan mereka?
- Bisakah kita mengatur emosi kita yang kurang baik dan tetap profesional dalam waktu bersamaan?
- Bisakah kita bertanggung jawab atas keberhasilan maupun kegagalan kita tanpa menyalahkan orang lain?
Strategi Penugasan Pada Pembelajaran Modern
1. Buatlah pertanyaan yang jawabannya tidak tersedia secara eksplisit di internet
Buatlah soal yang mengharuskan peserta didik mencari jawabannya secara komprehensif.
Contoh:
- Dari seluruh pahlawan Republik Indonesia yang melawan Belanda, siapa sosok pahlawan yang paling merepotkan pihak Belanda?
- Olahraga mana yang paling banyak membutuhkan energi? Kemukakan alasannya!
- Negara manakah di Benua Afrika yang besar, luas, serta jumlah penduduknya kurang lebih sama dengan Kota Yogyakarta? Berikan data perbandingannya!
2. Melakukan Personalisasi Konteks Belajar
Buatlah tugas yang memberikan siswa kesempatan untuk mengeksplorasi berdasarkan keunikan mereka masing-masing.
Contoh:
- Berapakah rerata usia dari keluarga besar kalian, termasuk di dalamnya ayah, ibu, kakak, dan adik?
- Menghadap ke manakah posisi rumah tinggal kalian? Apakah kelebihan dan kekurangan tinggal di rumah yang menghadap ke arah tersebut?
- Siapakah tokoh nama idola kalian? Mengapa mengidolakannya? Apakah kalian bercita-cita seperti dia?
3. Mendorong Diskusi Menggunakan Konten Internet
Mintalah siswa untuk mencari jawaban pertanyaan menggunakan konten, data dan fakta yang mereka dapatkan dengan melakukan riset di internet. Hal ini akan membantu membekali dan memperkaya siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
4. Meminta Siswa Berkolaborasi Satu Sama Lain
Siswa diajak untuk berkolaborasi di dalam kelompok kecil untuk berkreasi menciptakan sesuatu yang baru.
Contoh:
Buatlah film dokumenter singkat yang diunggah ke Youtube menceritakan mengenai perdebatan antara tokoh-tokoh dalam persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia! Dalam kerja kelompok ini terdiri dari sutradara, penulis skenario, pemain utama, pemain pendukung, animator, multimedia, dan penata kamera.
5. Mengembangkan Situasi Yang Memicu Perdebatan dan Pemikiran Kritis
Bangun kondisi belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menjawab secara komprehensif.
Contoh:
- Jika pemerintah Indonesia memberlakukan HP FREE DAY tiap hari Sabtu, apakah kalian berkeberatan? Mengapa demikian?
- Setujukah kalian dengan PEMBLOKIRAN MEDIA SOSIAL bagi mereka yang menggunakan kata-kata kotor dan tidak bermartabat/ beradab? Apa alasannya?
Kemampuan pedagogik sejalan dengan program Kemendikbud Ristek yaitu “Merdeka Belajar”, dimana guru harus bisa mendesain pembelajaran yang membuat peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan. Guru diminta untuk kreatif agar siswa bisa dibimbing dan diarahkan sesuai konsep merdeka belajar.
Seperti yang Dyllan William katakan “’bagian tersulit bukanlah memasukkan ide-ide baru ke dalam kepala orang, tetapi mengeluarkan yang lama” karena masih banyak dari kita yang takut keluar dari zona nyaman dan mengeksplor hal baru. Yang dicari bukanlah yang paling pintar, tapi yang bisa beradaptasi dengan cepat. Cepat atau lambat, jika masih banyak guru mempertahankan cara konvensional akan tergerus dengan teknologi dan orang-orang yang belajar beradaptasi.