Insights

Kurikulum Prototipe 2022, Apa Saja Yang Perlu Disiapkan? 

Apa itu Kurikulum Prototipe?

Kurikulum Prototipe adalah kurikulum pilihan (opsional) yang dirancang oleh Kemendikbud untuk tahun ajaran 2022/2023. Kurikulum ini berperan sebagai kelanjutan arah pengembangan kurikulum sebelumnya (kurtilas). Di tahun 2024, kurikulum ini akan dikaji ulang berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. 

Satuan pendidikan nantinya memiliki kebebasan untuk menggunakan kurikulum yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan di institusi tersebut. Sehingga sekolah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan program kerja, mendorong kompetensi peserta didiknya serta menentukan perangkat ajarnya masing-masing.

Saat ini, Kurikulum Prototipe sudah dilaksanakan secara terbatas dan bertahap melalui Program Sekolah Penggerak yang berjumlah 2,500 sekolah dan tersebar di 34 Provinsi dan 111 kota/kabupaten.  Sekolah-sekolah tersebut mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan Indonesia. Karena sebagian besar sekolah tersebut adalah sekolah biasa saja bukan sekolah favorit atau unggulan. Bahkan sarana dan prasarana, sebagian sekolah berada di daerah tertinggal.

Perbedaan Kurikulum Prototipe dan Kurikulum K13

Jika sebelumnya pada Kurikulum K13, tujuan fokus kepada Pengembangan Karakter. Kurikulum prototipe ini fokus untuk mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. 

Dalam implementasinya, ada beberapa hasil evaluasi Kurikulum K13, diantaranya: 

  1. Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam membuat perencanaan.
  2. Rumusan kompetensi yang detail dan terpisah-pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai filosofi Kurikulum 2013.
  3. Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variatif, belum sesuai dengan kebutuhan, dan belum efektif.
  4. Masih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013.
  5. Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, dan guru, kemampuan dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Nah di Kurikulum Prototipe ini, banyak yang melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu: 

1. Pengembangan soft skills dan karakter: Kurikulum dibuat secara komprehensif untuk mendorong kecakapan akademis dan non-akademis peserta didik. Dalam implementasinya, pembelajaran akan fokus berdasarkan projek. 

2. Fokus pada materi esensial: kurikulum prototipe dirancang berdasarkan kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi peserta didik yang butuh pengembangan, bukan berdasarkan materi pusat.

3. Fleksibilitas: kurikulum dirancang sesuai konteks lingkungan sekitarnya, baik itu budaya, misi sekolah atau lingkungan lokal serta menyesuaikan dengan kebutuhan murid.

Penerapan Kurikulum Prototipe

Terdapat 3 sumber penerapan pada kurikulum prototipe yang akan diberikan baik kepada guru, sekolah maupun dinas pendidikan setempat. 

  1. Buku Teks Pelajaran dan Perangkat Ajar Pendukung 

Buku teks, modul dan perangkat ajar disediakan secara digital melalui platform digital untuk guru. Sekolah juga dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri melalui program BOS, ataupun dukungan dari yayasan dan pemda. 

  1. Pelatihan Guru dan Pendampingan 

Guru dapat mengakses berbagai jenis pelatihan melalui micro learning di platform digital. Pendampingan akan diberikan langsung oleh sekolah penggerak angkatan pertama yang sudah menjalankan program terlebih dahulu. Dan terakhir, pemda juga akan diberikan pendampingan terkait sistematis Kurikulum Prototipe ini. 

  1. Jam Mengajar dan Tunjangan Profesi Guru 

Guru berhak untuk mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut. 

Persiapan Kurikulum Prototipe 

Di dalam kurikulum prototipe, sekolah dan guru diberikan kebebasan untuk menentukan media dan bahan ajar masing-masing. Berikut ini adalah rekomendasi media pembelajaran saat Kurikulum Prototipe mulai dari proses Persiapan, Pengajaran dan Evaluasi 

Proses Persiapan 

Beberapa hal yang disiapkan oleh guru saat proses persiapan yaitu seperti absensi, dan RPP. Berikut ini adalah aplikasi mengajar yang bisa digunakan untuk melakukan absensi: 

  1. KOCO Schools 

KOCO Schools menyediakan fitur absensi online yang dapat diakses secara gratis. Berbeda dengan aplikasi lainnya, KOCO menyediakan fitur absensi khusus untuk blended learning. Sehingga sekolah tidak perlu khawatir saat kebijakan yang masih berubah-ubah seperti PTMT, Blended Learning, Daring dan Luring. Absensi ini sudah terintegrasi dengan data laporan pembelajaran baik per-kelas maupun per siswa di akhir semester dalam bentuk Excel. Jadi guru tidak perlu repot untuk download report satu per satu. 

absensi-online
Absensi Online
  1. Google Form 

Siapa sih yang tak kenal Google Form? Mulai dari absensi hingga pengerjaan tugas, banyak guru yang memanfaatkan aplikasi mengajar oleh Google ini. Termasuk saat melakukan absensi. Format yang diberikan yaitu siswa mengisi sendiri kolom absensinya. Sayangnya, report absensi di Google form ini harus di download satu per-satu setiap harinya. Sehingga menjadi kurang efisien. 

Kurikulum Prototipe

  1. Kitaschool

KitaSchool ini boleh dibilang fitur absensi seutuhnya dimana user terhubung langsung dengan location maps, orang tua dapat melakukan izin, bahkan informasi broadcast terkait kegiatan atau update sekolah. Aplikasi mengajar ini hanya tersedia di Google Play, jadi pastikan guru dan siswa memiliki gadget masing-masing dengan operation system Android ya. 

Kurikulum Prototipe
LMS untuk Kurikulum Prototipe

Proses Penyampaian 

Aktivitas guru dalam proses penyampaian biasanya berhubungan dengan pengiriman tugas, penyampaian materi baik luring atau daring, aktivitas interaktif, memberikan kesimpulan, melakukan tes harian dan lain-lain. Dalam proses penyampaian, bentuk aktivitas guru lebih holistik, sehingga tidak jarang guru menggunakan 3-5 media pembelajaran atau aplikasi mengajar dalam implementasinya.

  1. Schoology

Aplikasi mengajar berbasis manajemen kelas ini membantu sekolah untuk melakukan manajemen kelas mulai dari absensi, penilaian, pengiriman tugas, upload konten video, akses admin antara sekolah dan guru-guru, dan platform yang dapat diakses secara online maupun offline lho. Siswa dan guru tidak terbatas lagi dengan koneksi jaringan yang kurang bagus.  Lengkap banget ya? Schoology sendiri sudah digunakan di berbagai negara sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Harganya sendiri mulai dari 100 ribu/murid per-tahun dan sekolah diharuskan untuk membeli minimal untuk 500 siswa.

  1. KOCO Schools

Sama seperti Schoology, KOCO Schools pada dasarnya adalah aplikasi mengajar untuk  manajemen kelas yang membantu mulai dari proses persiapan hingga evaluasi. Dalam proses penyampaian, aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dengan KOCO Schools yaitu pemberian tugas, penilaian, akses 10,000+ bank soal, akses rangkuman belajar, notifikasi aktif, personalisasi pembelajaran berdasarkan kompetensi siswa hingga integrasi video conference. Nilai tambah untuk KOCO Schools karena dapat digunakan oleh siapa saja termasuk guru individual dan tanpa minimal siswa. Tak hanya itu, KOCO Schools juga dapat diakses secara gratis lho! Apakah ini yang dinamakan Solusi All in One?

Aplikasi Mengajar
  1. Zenius Untuk Guru 

Dalam proses penyampaian, Zenius Untuk Guru terfokus pada konten yang disajikan termasuk konten video dan latihan soal yang dapat digunakan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar. Selain itu, guru juga dapat mengirimkan dan menilai pekerjaan siswa pada platform ZenRu. Berbeda dengan Schoology dan KOCO Schools yang mencakup semua kebutuhan sekolah dan guru, ZenRu hanya fokus pada konten pembelajaran. Platform ini dapat diakses gratis, namun tidak semua video pembelajaran dapat dibuka. Video yang terkunci hanya bisa diakses oleh siswa dengan akun ZOOM Premium seharga 330 ribu/murid per-tahun. 

Proses Evaluasi

Aktivitas evaluasi ini biasanya berhubungan erat sama penilaian baik akademis maupun non-akademis seperti sikap dan kepuasan siswa dalam belajar. Tentunya aplikasi mengajar seperti Schoology dan KOCO Schools sudah bisa mencakup proses evaluasi ini bahkan untuk jangka waktu tertentu, misal jangka waktu 1 semester atau 6 bulan. Platform dibawah ini spesifik mencakup kebutuhan penilaian. 

  1. Socrative 

Platform berbasis quiz ini memungkinkan guru untuk memberikan penilaian secara otomatis yang di setting sebelum quiz disebarkan kepada siswa-siswi. Peserta didik dapat langsung mengakses nilai mereka setelah menyelesaikan tugas. Hal ini tentunya membantu mereka untuk memahami kesalahan serta memperbaikinya di saat yang sama. Saat ini Socrative dapat digunakan secara gratis dengan syarat maksimal 50 siswa dan 5 quiz. Untuk mendapatkan akses unlimited, guru dapat membayar Rp 1,300,000 per- tahunnya.

  1.  Edmodo 

Edmodo merupakan aplikasi mengajar berbasis quiz yang sudah dilengkapi dengan forum guru-siswa. Di Edmodo sendiri forum siswa dan guru ini semacam timeline sosial media Facebook dimana setiap orang dapat membagikan post atau gambar. Hal ini mendorong komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga pembelajaran menjadi tidak terlalu kaku.

Aplikasi Mengajar
Source: Mediahf

Pelatihan Guru pada Kurikulum Prototipe 

Di poin nomor 2 pada Kurikulum Prototipe, guru diharuskan mengikuti lebih banyak pelatihan guru beserta pendampingan. Sayangnya, berdasarkan evaluasi di K13, strategi pelatihan ini belum terlaksana secara tepat & optimal. Banyak guru yang akhirnya mencari sendiri berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Nah dibawah ini adalah rekomendasi pelatihan guru yang dapat diakses secara gratis dan berbayar: 

  1. KOCO Schools Academy 

KOCO Schools Academy merupakan program pelatihan guru yang menggunakan LMS KOCO Schools namun dapat diikuti oleh publik secara gratis. Setiap bulannya KOCO memberikan pelatihan guru yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Saat ini sudah ada lebih dari 10,000+ guru yang mengikuti acara KOCO Schools. 8 dari 10 guru mengaku merasa sangat terbantukan oleh program pelatihan guru gratis dari KOCO Schools ini. 

  1. Guru Inovatif

Guru Inovatif merupakan platform khusus pelatihan guru yang menyediakan pelatihan dalam berbagai format seperti Webinar, Online Certification, Mini Course dan Productivity Course. Harga yang ditawarkan pun berbeda-beda, mulai dari 15 ribu hingga 365 ribu. 

  1. E-guru 

E-guru adalah website pelatihan guru yang juga memberikan pelatihan dengan berbagai topik setiap bulannya. Untuk guru yang bergabung nantinya juga akan mendapatkan member keanggotaan sebagai bukti bagian dari e-guru. Berbeda dengan Guru Inovatif, e-guru menawarkan webinar dalam bentuk bundle paket 6 bulan, 12 bulan dan seumur hidup. Harga yang ditawarkan berkisar dari 147 ribu hingga 1,247,000 ribu. Tertarik untuk mencoba? 

Nah itulah dia beberapa pilihan aplikasi mengajar dan pelatihan guru yang dapat mendukung kompetensi pedagogik di Kurikulum Prototipe Bapak dan Ibu guru. Namun bukan hanya aplikasi mengajar dan pelatihan guru saja yang dibutuhkan, Kurikulum Prototipe juga mendorong guru untuk bisa kreatif dan membuat pemahaman siswa dalam pembelajaran setara  satu sama lain. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang dibentuk tidak bisa terlepas dari gaya belajar siswa dan pendekatan yang tepat.