Teaching Method

Personalisasi Pembelajaran : Pengertian, Keuntungan & Penerapannya

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dalam memahami materi yang Bapak dan Ibu guru jelaskan. Itulah mengapa, diperlukannya personalisasi pembelajaran. 

Dengan metode pembelajaran yang dipersonalisasikan, akan membantu siswa dalam mengembangkan pemahamannya terhadap suatu materi dan kemampuan belajar. Namun, sudahkah Bapak dan Ibu guru memahami apa itu personalisasi pembelajaran?

Kalau belum, berikut informasi selengkapnya mengenai personalisasi pembelajaran yang perlu Bapak dan Ibu guru ketahui.  

Apa Itu Personalisasi Pembelajaran?

Dilansir dari Valamis, personalisasi pembelajaran adalah mengadaptasi sebuah metode atau teknik pembelajaran yang lebih cocok untuk setiap pelajar siswa berdasarkan gaya belajar, latar belakang, kebutuhan, dan pengalaman yang sudah mereka dapatkan sebelumnya. Tujuannya adalah agar siswa dapat mengembangkan pemahamannya terhadap suatu materi dan kemampuan belajar.

Metode pembelajaran yang dipersonalisasikan juga akan membantu siswa belajar lebih cepat dan mudah dalam memahami konsep-konsep baru serta meningkatkan semangat mereka dalam belajar. Hal ini dikarenakan, metode pembelajaran ini lebih mengedepankan gaya belajar, pengalaman siswa sebelumnya, dan  kebutuhan para siswa.

Dengan begitu, kegiatan belajar akan terasa lebih menyenangkan dan siswa tidak merasa seperti dipaksa harus belajar. 

personalisasi pembelajaran untuk merdeka belajar
Infografis Personalisasi Pembelajaran

Bagaimana Penerapan Personalisasi Pembelajaran di Sekolah?

Perlu dipahami bahwa dalam penerapan metode pembelajaran yang dipersonalisasikan, tidak ada dua sekolah atau lebih yang menggunakan metode yang persis sama karena menyesuaikan dengan gaya belajar, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan siswa masing-masing sekolah. 

Personalisasi pembelajaran berpusat pada menghubungkan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang sudah dimiliki siswa dengan materi pembelajaran yang baru. 

Untuk mengetahui, minat, kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan pengalaman siswa, Bapak dan Ibu guru perlu melakukan survei terlebih dahulu. Misalnya, meminta siswa untuk mengisi kuesioner. 

Hal ini dilakukan tidak hanya agar Bapak dan Ibu guru lebih mengenal siswa semata saja, tapi juga membantu Bapak dan Ibu guru dalam menempatkan mereka dengan benar dalam proses pembelajaran yang tepat. 

Sebagai contoh, ada seorang siswa bernama A. Setelah dilakukan pengisian kuesioner, didapatkan kesimpulan bahwa siswa A ini ternyata senang mempelajari tentang tumbuhan dan memiliki gaya belajar visual. 

Dengan informasi ini, Bapak dan Ibu guru bisa merancang metode pembelajaran yang tepat untuk siswa A. Nah, berhubung siswa A ini memiliki gaya belajar visual yang mana ia akan lebih mudah mengerti dan memahami materi jika melihat langsung gambar atau ilustrasi, bentuk, garis, dan diagram sehingga Bapak dan Ibu guru bisa menggunakan gambar atau video belajar yang menarik saat menjelaskan materi, meminta siswa A membuat mind mapping untuk memudahkan belajar, atau menggunakan spidol warna-warni saat menerangkan di papan tulis. 

Saat menjelaskan materi mengenai fotosintesis kepada siswa A yang mana merupakan materi baru, Bapak dan Ibu guru dapat menggunakan analogi memasak yang dalam hal ini merupakan pengalaman yang sudah pernah ia dapatkan sehingga ia memiliki gambaran seperti apa proses fotosintesis ini terjadi. 

Dengan menghubungkan antara konsep atau materi baru dengan pengalaman yang sudah pernah siswa dapatkan dalam kehidupan sehari-hari akan menghasilkan pemahaman yang lebih lengkap mengenai materi baru tersebut.

Dengan mengambil data yang terkait dengan pengalaman pelajar sebelumnya dan menghubungkannya dengan konsep baru, pembelajaran yang dipersonalisasi menghasilkan pemahaman yang lebih lengkap tentang konsep baru, keterlibatan yang lebih baik, dan peningkatan pada retensi pengetahuan yang sedang di pelajari. Singkatnya, pembelajaran yang dipersonalisasi membuat pembelajaran lebih efektif.

Kenapa Personalisasi Pembelajaran Penting?

Pada model pembelajaran tradisional, guru merupakan pusat atau seorang pendidik tunggal yang mengajarkan semua siswa dengan cara yang sama dalam satu kelas. Hal ini dinilai dapat membatasi potensi dan kreativitas siswa sehingga berdampak buruk pada pengembangan diri masing-masing individu siswa. 

Kegiatan belajar jadi terasa membosankan dan minat siswa untuk belajar juga menurun karena terpaksa harus belajar. Nah, dengan personalisasi pembelajaran ini, kegiatan belajar-mengajar akan lebih menarik, cepat, dan efektif karena siswa diberikan kebebasan dalam belajar serta dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya. 

Stigma bahwa belajar adalah kegiatan yang membosankan juga bisa diubah dengan menerapkan metode pembelajaran yang dipersonalisasikan ini. 

Selain memberikan dampak yang baik untuk siswa, pembelajaran personalisasi juga akan berdampak pada kemakmuran ekonomi suatu negara di masa depan yang akan terlihat dari pekerjaan masyarakatnya yang lebih baik dan peluang inovasi bisnis yang juga lebih baik. 

Apa Keuntungan Personalisasi Pembelajaran?

Berikut adalah beberapa keuntungan dari penerapan metode pembelajaran yang dipersonalisasikan. 

  • Menghemat Waktu

Pembelajaran yang dipersonalisasi mengurangi waktu yang dibutuhkan siswa untuk terlibat dan memahami materi baru. Metode pembelajaran ini juga dapat menghapuskan materi mana saja yang sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Dengan begitu, Bapak dan Ibu guru bisa fokus menjelaskan materi yang penting untuk dipelajari siswa sehingga waktu yang dimiliki tidak terbuang sia-sia hanya untuk menerangkan materi pembelajaran yang tidak memberikan manfaat untuk siswa. 

  • Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Pembelajaran personalisasi juga meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Alhasil, siswa lebih aktif, peduli, serta membangun rasa tanggung jawab mereka terhadap pendidikan diri sendiri. Cari tahu 10 kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan bersama siswa.

  • Meningkatkan Daya Ingat Siswa

Keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan pembelajaran personalisasi berikutnya adalah daya ingat siswa yang jauh lebih meningkatkan. Hal ini dikarenakan, metode pembelajaran yang dipersonalisasikan menghubungkan antara peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dengan materi baru sehingga siswa lebih mudah memahaminya dan menyimpan materi tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama dalam otak mereka. 

  • Meningkatkan Motivasi

Pembelajaran yang dikaitkan dengan sesuatu yang relevan, seperti kegiatan sehari-hari siswa atau hobinya akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Apalagi, jika materi berisi tips atau informasi bermanfaat yang bisa langsung mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Baca juga 10 cara meningkatkan motivasi siswa.

  • Meningkatkan Hasil Belajar

Studi menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini bisa terlihat dari siswa yang lebih senang dan bersemangat saat mempelajari materi baru, serta tugas atau latihan yang dikerjakan dengan lebih baik dan tidak asal-asalan. 

Baca juga: Ini cara Menciptakan Lingkungan Belajar Berkualitas untuk Hasil Belajar Siswa

Bagaimana Cara Menerapkan Personalisasi di Kelas?

Jika masih bingung cara menerapkan pembelajaran personalisasi di kelas, Bapak dan Ibu guru bisa menerapkan beberapa cara berikut ini. 

  • Melakukan Asesmen

Rencana pembelajaran yang dipersonalisasi dapat dimulai dengan membuat asesemen dalam bentuk survey untuk mengetahui minat siswa sekaligus menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mereka.

Mintalah siswa di kelas menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Setelah itu, Bapak dan Ibu guru melakukan penilaian terhadap jawaban setiap siswa hingga diperolehlah sebuah kesimpulan.

Selanjutnya, tinggal membuat rencana pembelajaran yang tepat untuk siswa berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.

Baca juga: 7 Jenis Asesmen dan Penerapanannya

  • Tentukan Tujuan dan Keterampilan yang Dibutuhkan

Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan pembelajaran dan keterampilan yang dibutuhkan siswa. Dengan begitu, Bapak dan Ibu guru bisa memodifikasi materi pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan keterampilan tersebut.

  • Buat Rencana Pembelajaran Generik

Setelah Bapak dan Ibu guru mengetahui minat dan keterampilan yang dibutuhkan siswa saat ini serta mengidentifikasi apa saja yang perlu mereka pelajari, sekarang saatnya membuat rencana pembelajaran yang efektif untuk siswa di kelas.

  • Mengelompokkan Siswa ke Beberapa Kategori

Setiap siswa memiliki minat, bakat, dan pengalaman masing-masing. Karena itu, penting untuk mengelompokkan mereka ke dalam beberapa kategori. 

Misalnya, mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajarnya, seperti  audio, visual, dan kinestetik.

  • Memodifikasi Rencana Pembelajaran Setiap Siswa Sesuai dengan Preferensi 

Dengan memanfaatkan data profil siswa, Bapak dan Ibu guru dapat menyesuaikan rencana pembelajaran berdasarkan minat, keterampilan siswa, dan berbagai faktor lainnya. Cara ini juga dilakukan guna memastikan bahwa setiap siswa terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar, memperoleh keterampilan, dan tidak membuang waktu untuk mempelajari hal-hal yang tidak berkaitan dengan tujuan mereka di masa depan. 

  • Lakukan Penilaian 

Setelah menerapkan personalisasi pembelajaran, Bapak dan Ibu perlu melakukan penilaian apakah metode pendekatan ini sudah berjalan dengan baik atau belum. 

Untuk mempermudah proses personalisasi pembelajaran, Bapak dan Ibu guru dapat memanfaatkan berbagai macam Aplikasi Mengajar untuk Guru atau Learning Management System, yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan guru seperti pembuatan kuis, presentasi interaktif, manajemen kelas dan lainnya.